MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN
Organ
Reproduksi Bunga
Kelompok
7
Agroteknologi-B
Aliyah
Putri
Beatrix
Normauli Siagian
Ira
Yuliati
M Habib
Anshari
Rifqi
Nugraha
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
RIAU
2015
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual
pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan
berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan
putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang
secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah
kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini,
satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan
pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang
menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga
adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina
(makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang
diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi
sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain
menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk
membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian yang steril dan bagian yang
fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak
(sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai daun mahkota (petal),
kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut perhiasan
bunga (periant). Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap
helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen
(mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen
disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium.
A. Morfologi Umum
Bunga
Bunga
tediri dari:
1.Perhiasan bunga (periantum), yang
terdiri dari:
a. Sepal/daun
kelopak (sepalum, jamak sepala). Keseluruhan
daun kelopak disebut kaliks (calix).
b. Petal/daun
mahkota (petalum, jamak petala). Keseluruhan
petal (daun mahkota) disebut korola (corola).
c. Perigonium/tenda. Bila bentuk sepal dan petal tidak dapat dibedakan maka
disebut tepal (tepalum, jamak tepala).
2. Alat kelamin yang terdiri dari:
A. Benang Sari
Benang sari (androecium), apabila kita teliti, kita akan melihat di tengah-tengah daun
mahkota terdapat benang yang sangat halus yang disebut dengan benang atau
tangkai sari. Benang sari di setiap jenis bunga memiliki jumlah dan bentuk yang
berbeda, namun satu jenis bunga selalu memiliki jumlah yang sama.
Struktur benang sari yaitu setiap benang sari memiliki
tangkai sari yang di puncaknya terdapat gumpalan kecil yang berwarna kuning
yang disebut sebagai kepala sari, tangkai sari yang biasanya berbentuk vertikal
bekerja untuk mengantarkan makanan ke kepala sari, oleh karna itu di bagian
dalamnya terdapat jaringan atau lorong semacam pipa sebagai saluran makanan.
Secara umum benang sari termasuk sel pembiakan, oleh karena
itu benang sari memiliki peranan yang sangat penting dalam proses reproduksi.
Benang sari merupakan gumpalan kecil yang memiliki empat lubang yang penuh
dengan serbuk yang sangat halus yang disebut dengan serbuk sari (pollen).
serbuk ini sangat serupa dengan sprema hewan yang bekerja seperti sperma
sebagaimana yang akan disebutkan nanti.
Serbuk sari sangatlah halus oleh karena itu dengan mata
telanjang tidak mungkin kita dapat melihat berbagai macam bagiannya, akan
tetapi dengan menggunakan mikroskop kita bisa melihat seluruh bagiannya dan
dapat menyingkap proses kerja serbuk sari yang sangat menakjubkan itu. Serbuk
sari banyak megandung zat gula, lemak, protein dan karbohidrat, dan tepat di
tengahnya terdapat dua sel yang mana ukuran yang satu lebih besar dari sel yang
satunya lagi –serbuk sari masak menjelang penyerbukan intinya membelah menjadi
2 macam sel, yang disebut dengan generatif dan vegetatif- dimana tugas dua sel
ini dalam proses penyerbukan akan dijelaskan nanti.
Pada macam jenis tumbuhan serbuk sari memiliki bentuk yang
berbeda, terkadang ia berbentuk seperti piramid, segi tiga, bulat atau seperti
telur tergantung pada jenis pohonnya. Selain itu galur atau kerutan yang berada
di dataran serbuk saripun juga berbeda, setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk
dan kerakteristiknya tersendiri.
Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yang
tetrasporangiat, dengan dua ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala
sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumiah tumbuhan yang
anteranya matang, namun sebelum antera memecah (membuka dengan sendiri) batas
antara pasangan lokulus di setiap cuping rusak sehingga antera tetrasporangiat
hanya menunjukkan dua lokulus.
Dinding antera terdiri dan beberapa lapisan sel yang
merupakan turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang dalam
perkembangannya hanya membelah dalam bidang aritiklinal. Dua lapisan yang
penting adalah endotesium, tepat di bawah epidermis, dan tapetum, yang
berbatasan dengan lokulus antera. Sel di antara kedua lapisan itu sering memipih
karena tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama
di dinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan diferensial yang terjadi
padanya ketika antera mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau
celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari.
Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel
parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis
tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata Kepala
sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang
berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang
berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap
jenis tumbuhan berbeda.
Kepala
sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut:
1) Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel.
Epidermis menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan
berfungsi sebagai pelindung epidermis.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan
tengah, merupakan lapisan yang terletak
di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih
tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang
mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
Benang
sari terdiri atas dua bagian:
Tangkai Sari
dan Kepala Sari berfungsi sebagai
tempat pembentukan spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari. Pada
umumnya,sewaktu masih muda,didalam kepala sari terdapat empat ruang serbuk
sari. Akan tetapi, setelah dewasa, setiap dua ruang serbuk sari menyatu
sehingga didalam kepala sari yang sudah masak hanya terdapat dua ruang serbuk
sari. Didalam ruang inilah serbuk sari terbentuk dengan jumlah yang sangat
banyak.
Sesuai dengan jenis tumbuhan dan tingkat
perkembangannya,bentuk serbuk sari bermacam-macam ada yang oval, bulat, atau
bersudut. Demikian pula dengan sifatnya, ada yang permukaanya kasar, berduri,
halus, ringan, kering, tetapi adapula yang basah dan lengket .
B. Putik
Putik adalah alat kelamin betina karena dalam
perkembangannya dapat menghasilkan sel kalamin betina yang disebut sel
telur(ovum).Putik terdiri atas tiga bagian,yaitu kepala putik,tangkai putik,dan
bakal buah yang didalamnya terdapat satu bakal biji atau lebih bergantung pada
jenis tumbuhannya.Didalam satu bakal biji terdapat kandung lembaga dengan
beberapa inti yang salah satunya merupakan inti seltelur sebagai sel kelamin
betina.Jika sel telur telah dibuahi oleh sel sperma ,maka bakal biji berubah
menjadi biji dan siap tumbuh menjadi biji dan siap tumbuh menjadi individu
baru.
Putik (gynoecium), persis di pusat bunga di tengah lingkaran
lembaran daun-daun mahkota terdapat sesuatu yang menjulang ke atas yang disebut
dengan putik. Putik termaksud organ bunga yang bekerja untuk pembiakan yang
terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah.
a. Kepala putik
(crest), kepala putik terletak
persis di ujung tangkai putik, ia diselimuti dengan bulu-bulu halus yang
mengeluarkan bahan makanan dan zat perekat. Kepala putik bekerja menarik,
merekatkan dan menjaga serbuk sari dan membantunya menjalani proses penyerbukan.
Kepala putik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan. Diatas kepala
putik terdapat banyak bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat
membantu menangkap serbuk sari. Bentuk kepala putik bermacam-macam, ada yang
berupa bulatan kecil oval seperti benang dan adapula yang seperti bulu ayam.
b. Tangkai
putik, ia merupakan tangkai penghubung
antara kepala putik dan bakal buah. Tangkai putik memiliki rancangan sedemikian
rupa sehingga mudah memindahkan dan menyalurkan serbuk dari kepala putik menuju
bakal buah, selain itu ia juga mengandung zat-zat yang melebihi kapasitasnya
yang akan dikonsumsi oleh serbuk sari guna membantu dan mempertahankan
pertumbuhannya. Tangkai putik ada yang berbentuk tabung atau saluran yang
berongga, ada yang panjang, dan adapula yang pendak.
c. Bakal buah
(pistil/ovarium), bakal buah merupakan
bagian putik terbawah, menggelembung, dan melekat diatas dasar bunga. Letak
bakal buah didasar bunga ada yang menumpang, tenggelam, atau setengah
tenggelam. Di bawah tangkai putik yang menyambung ke bagian pangkal bunga
terdapat sesuatu yang juga menarik yang dinamakan dengan bakal buah yang
merupakan bagain inti dari putik, di dalamnya terdapat biji-biji (zygote) yang
sangat kecil –yang tersimpan dalam
kantung kecil- yang di namakan dengan bakal biji (kantung embrio) dan dengan
perantara pusar yang sangat halus akan menyambungkannya pada bakal biji. Bakal
buah berdasarkan jenis pohonnya memiliki bentuk yang berbeda-beda dan iapun
memiliki rancangan yang sangat teliti dan penuh dengan keserasian sehingga
setiap satu jenis tumbuhan memiliki bentuk yang khusus dan sama, secara umum ia
memiliki kemiripan dengan sperma hewan dan memiliki fungsi yang sama dalam
proses pembiakan. Pada sebagian tumbuhan di dalam bakal biji terdapat satu
lubang, dalam keadaan demikian bakal biji dikatakan memiliki satu pintu. Di
sebagain bunga tumbuhan yang lain bakal biji dapat memiliki beberapa pintu
seperti pada bunga pohon jeruk bakal biji memiliki 5 hingga 12 pintu.
d. Kelenjar
nektar atau nektarium, nektar berasa
manis yang ditemukan pada bunga yang diserbuk oleh serangga biasanya dihasilkan
oleh kelenjar nektar. Kelenjar itu bisa ditemukan disumbu bunga atau dibagian
bunga yang lain. Setelah itu masih ada nektarium ekstrafloral yakni yang
terdapat diluar jaringan bunga. Disini yang dibahas hanyalah nektarium floral
yakni yang terdapat pada bunga. Menurut jaringannya dibedakan :
1. Nektarium yang dibentuk oleh modifikasi epidermis daun bunga dan sel
dibawahnya. Misalnya pada jenis-jenis Lilium nektarium ditemukan dibagian atas
tepal yakni pada lekukan yang ditumbuhi rambut. Pada anggrek nektarium biasa
terdapat pada bibir bawah atau dalam taji. Pada jenis Malva dan Tilia nektarium
terdapat di bagian atas sepal.
2. Nektarium berbentuk jaringan khusus di dasar bunga. Contoh: nektarium
berbentuk cincin dipangkkal andresium, dan ditemukan pada Caryophyllaceae dan
Polygonaceae. Nektarium berbentuk cakram terdapat dibawah ginesium pada
misalnya Theaceae, Solanaceae, Labiatae.
1. Proses
Penyerbukan dan Pembiakan
Kerja inti dari pada bunga adalah mereproduksi spesiesnya
hingga dapat kembali menghasilkan biji dan buah. Proses reproduksi dihasilkan
dari bertemunya serbuk dengan biji (seed) yang diawali dengan menempel dan
merekatnya serbuk sari pada permukaan kepala putik dan setelah menkonsumsi
bahan makanan yang ada di permukaan kepala putik –dan dipandu tumbuh menjadi
tabung sari- tabung sari akan bergerak menuju jaringan lubang tangkai putik
–yang disebut dengan jaringan transmisi tabung sari- dengan sel atau inti
generaktif berada di bagian depan dan inti vegetatif berada dibagian
belakangnya.
Selama bergerak di dalam jaringan tangkai putik, tabung sari
terus mengkonsumsi bahan makanan guna mempertahankan pertumbuhannya. Setelah
menelusuri –jaringan- tangkai bunga sel generaktif akan sampai dan bertemu
dengan bakal buah dan dengan tumbuhnya buah dengan sendirinya ia akan mati,
sedangkan inti vegetatif akan mengantarkan tabung sari bertemu dengan bakal
biji dan akan menghasilkan biji buah.
Setelah proses yang disebut dengan pembiakan ini, bunga akan
mengalami kematian, kelopak bunga, mahkota bunga dan seluruh daun-daunnya akan
rontok, tangkai dan kepala putik akan mengering, bakal buah akan tumbuh menjadi
daging buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji buah. Proses reproduksi dan
bembiakan ini dihasilkan melalui bertemunya dan menempelnya serbuk sari pada
kepala putik yang mana proses ini disebut dengan penyerbukan yang dapat
dihasilkan melalui berbagai faktor.
2. Penyerbukan
dan Pembuahan
Pada
tanaman biji, penyerbukan dan pembuahan merupakan proses yang sangat erat
kaitannya dan boleh dikatakan tidak dapat dipisahkan. Biji yang dihasilkan
berasal dari bakal biji yang terdapat didalam bakal buah. Bakal biji akan
berubah menjadi biji apabila sel telur yang terdapat di dalamnya telah dibuahi
oleh spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari. Proses pembuahan hanya akan
dapat berlangsung apabila didahului oleh proses penyerbukan.
Penyerbukan atau persarian adalah peristiwa sampai atau
melekatnya serbuk sari ke kepala putik. Macam penyerbukan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a)
Berdasarkan faktor
penyebab sampainya serbuk sari ke kepala putik
b)
Berdasarkan asal
serbuk sarinya
Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari ke kepala
putik, penyerbukan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu anemogami,
hidrogami, zoidogami dan antropogami.
·
Anemogami
Anemogami
adalah penyerbukan yang diperantarai angin. Contohnya adalah rumput, padi, dan
jagung. Ciri-ciri bunga yang proses penyerbukannya dibantu oleh angin antara
lain
Ø Tidak mempunyai
perhiasan bunga atau perhiasan bunga sangat kecil dan sederhana
Ø Warna tidak menarik
bahkan mirip daun
Ø Tangkai bunga panjang
sehingga bunga berada jauh diatas daun
Ø Kepala putik besar,
berbulu dan terentang keluar dari bunga
Ø Benang sari panjang dan
bergantung sehingga mudah bergoyang jika terkena angin
Ø Serbuk sari sangat
banayk, kecil ringan dan kering
Ø Tidak mempunyai
kelenjar madu
·
Hidrogami
Hidrogami adalah penyerbukan dengan perantara air. Pada
umumnya hidrogami terjadi pada tumbuhan yang hidup di air, seperti hydrilia
sp., kangkung, genjer, ganggang, dan paku air
·
Zoidogami
Zoidogami adalah penyerbukan ysng diperantarai hewan.
Berdasar jenis hewannya dapat dibedakan menjadi empat sebagai berikut
Ø Entomogami adalah penyerbukan yang diperantarai serangga, misalnya
kupu-kupu dan kumbang. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga adalah
mempunyai kelenjar madu (nektar), beraroma khas wangi, harum atau busuk(,
mahkota bunga besar dan berwarna mencolok, serbuk sari banyak dan mudah melekat
Ø Ornitogami adalah penyerbukan yang diperantarai oleh burung. Ciri
bunga yang dibantu burung adalah mengandung madu atau air, misalnya kembang
sepatu dan alamanda
Ø Kiropterogami adalah penyerbukan yang diperantarai kelelawar. Penyerbukan
terjadi pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari,. Contohnya adalah
tumbuhan buah-buahan seperti sawo, jambu dan mangga
Ø Malakogami adalah penyerbukan yang diperantarai oleh siput.
Penyerbukan tersebut jarang terjadi
kecuali pada tumbuhan yang banyak mendapat kunjungan dari siput, seperti pisang
dan talas.
·
Antropogami
Antropogami sering disebut juga dengan penyerbukan sengaja
atau buatan yang dilakukan oleh manusia. Hal tersebut terjadi karena di alam
tidak ada perantara yang cocok untuk membantu proses penyerbukan. Disamping itu
bunga pada jenis tumbuhan tertentu hanya mekar pada saat tertentu dan
berlangsung hanya beberapa menit saja. Pada saat ini faktor alam belum dapat
berpengaruh secara maksimal sehingga kemungkinan terjadinya penyerbukan menjadi
sangat kecil seperti pada tumbuhan vanili. Berdasarkan serbuk sarinya,
penyerbukan juga dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu penyerbukan sendiri,
penyerbukan tetangga, peneyrbukan silang dan penyerbukan bastar sperti
diuraikan sebagai berikut:
Ø Penyerbukan sendiri (Autogami) adalah penyerbukan yang
terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga sendiri. Penyerbukan tersebut juga
sering terjadi pada waktu bunga masih kuncup sehingga disebut kleistogami
Ø Penyerbukan teangga (geitogami) adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk
sari berasal dari bunga lain pada satu pohon
Ø Penyerbukan silang (alogami) adalah penyerbukan yang terjadi
jika serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang sejenis
Ø Penyerbukan bastar adalah penyerbukan yang terjadi jika
serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang berbeda jenis
Berdasarkan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, terjadinya
penyerbukan belum menjamin dapat berlangsung proses pembuahan. Hal ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain buluh serbuk sari belum
tentu dapat mencapai sel telur dalam bakal buah yang terletak relatif jauh dari
kepala putik. Ada juga serbuk sari yang sedang mengalami pertumbuhan karena
sesuatu hal pertumbuhannya terhenti sebelum dapat mencapai sel telur sehingga
tidak memungkinkan terjadi pembuahan.
v Penyerbukan
adalah jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi
karena :
1. Kepala putik menempel pada kepala sari
2. Adanya perantara yang mengakibatkan serbuk sari jatuh di
atas kepala putik , contohnya angin.
v Penyerbukan
dibedakan menjadi 3 :
1.
Penyebukan Sendiri
(Autogami)
Putik dan serbuk sari
berasal dari bunga yang sama . Bila terjadi saat bunga belum maka disebut
kleistogami
2.
Penyerbukan Tetangga
(Geitonogami)
Serbuk sari berasal
dari bunga lain tetapi masih dalam 1 pohon yang sama
3.
Penyerbukan Silang
(Alogami)
Serbuk sari berasal
dari bunga pohon lain tetapi masih 1 spesies
v Proses
Penyerbukan dan Pembuahan
Serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh
serbuk (inti vegetatif dan inti generatif) berjalan menuju mikropil (pintu
kandung lembaga) lalu inti generatif membelah , inti sperma sampai di mikropil
lalu inti vegetatif mati . Satu inti sperma membuahi sel telur (embrio) , satu
inti sperma lagi membuahi inti kandung lembaga (endosperma). Embrio pada tumbuhan
berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab , yaitu :
1.
Melalui peleburan sperma
dan ovum (amfimiksis)
2.
Tidak melalui
peleburan sperma dan ovum :
ü Apogami : embrio yang berasal dari kandung lembaga .
Misalnya sinergid dan antipoda .
ü Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak
dibuahi.
ü Embrio Adventif : embrio yang terbentuk dari sel nuselus .
v Perantara dalam
penyerbukan :
1.
Angin (anemogami) ,
bila terjadi apabila serbuk sari sangat ringan , kecil , dan kering. Contoh : pada pinus , damar dan rumput -
rumputan .
2.
Air (hidrogami). Contoh : pada
tanaman air .
3.
Hewan (zoogami). Contoh :
serangga (entomogami) , burung (ornitogami) , siput (malakogami) , kelelawar
(kiroptorogami)
4.
Manusia (antropogami). Contoh :
penyerbukan vanilli di Indonesia
C. Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa peleburan sel
kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini
hanya dapat terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan
terjadi di dalam ruang Bakal biji. Penyerbukan akan menghasilkan individu baru
apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan
dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam
pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada
Angiospermae.
·
Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi
: Embryophyta siphonagama
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Monocotyledonae
Family
: Arecaceae
Subfamili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. E.guineensis jacq
2. E. oleifera (H.B.K ) Cortes
3. E. odora
Tanaman Kelapa Sawit termasuk
pada tumbuhan
biji tertutup (angiospermae) yang merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki pembungkus biji (ovulum). Ciri-ciri
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan
herba.
Tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio = bunga dan spermae =
tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri
dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari.
PERBUNGAAN
Primordial
perbungaan atau tunas yang dihasilkan di ketiak daun setiap inisiasi dapat
berkembang menjadi bunga jantan, betina, atau hermaprodit. Produksi
tandan sangat berkaitan dengan tingkat produksi daun, yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan unsur hara. Pembentukan bunga dapat dipengaruhi
oleh stress lingkungan dan menghasilkan rasio jenis kelamin yang beragam
(betina: total pembungaan) dan tingkat aborsi yang rendah (Breure). Potensi
hasil ditentukan oleh tingkat produksi daun, rasio jantan-betina dan jumlah
aborsi bunga.
Beirnaert
(1935) merancang penelitian awal tentang komposisi perbungaan adalah spike atau
spadix yang dilakukan pada batang kokoh dan tertutup di sebuah seludang
perbungaan. Spikelet tersebut diatur dalam spiral pada sumbu pusat.
Sekitar satu bulan setelah perbungaan muncul tangkai (petiol), dan seludang
perbungaan luar terbuka. Dua sampai tiga minggu kemudian, seludang perbungaan
membuka, dan bunga-bunga yang berada di spike juga membuka.
Pembungaan
betina terdiri dari perianth dari enam segmen dalam dua whorls, sebuah ovarium
tricarpelat dan stigma trifid (Gambar 5). Bagian reseptif dari lobus stigma
yang ditekan satu sama lain ketika muda tetapi terbuka keluar ketika
dewasa. Kemungkinan terdapat 100-300 spikelet dan lebih dari 2.000
bunga di setiap perbungaan betina. Pembungaan jantan terdapat di tandan
panjang dan terdiri dari spikelet silinder seperti jari-jari, masing-masing
700-1.200 bunga jantan (Gambar 6). Bunga jantan terdiri dari enam segmen
perianth dan androseum tubular dengan enam benang sari. Bunga mulai membuka
dari dasar spikelet tersebut.
Kelapa sawit
merupakan tanaman yang memiliki bunga berumah satu, yaitu bunga jantan dan
betina terpisah, namun pada tanaman yang sama. Bunga jantan dan betina
matang pada waktu yang berbeda, sehingga harus melakukan penyerbukan
silang. Penyerbukan pada skala komersial dilakukan oleh kumbang penyerbuk
Elaedobius kamerunicus, yang pertama kali diperkenalkan di Asia
Tenggara awal 1980-an (Syed et al., 1982). Serangga tertarik pada bunga jantan
(di mana mereka makan dan melengkapi siklus hidup mereka) dengan aroma khas
yang kuat pada saat bunga mekar dan mulai melepaskan serbuk sari yang
berlangsung selama 36-48 jam. Kumbang E. kamerunicus membawa serbuk sari
dari bunga jantan dan menyerbuki bunga betina reseptif di kelapa sawit di
sebelahnya.
Beberapa
periode dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk memproduksi bunga jantan dan
betina, sehingga harus disediakan tanaman yang memproduksi polen dan bunga
reseptif betina agar penyerbukan dapat berlangsung. Rasio betina dan
jantan sebagian ditentukan secara genetik dan faktor lingkungan. Tanaman yang
mengalami cekaman kekeringan, defisiensi unsur hara, pemangkasan berlebih, dan
serangan hama penyakit akan menyebabkan rasio seks yang rendah dan produksi
yang rendah pula (Breure, buku ini). Kelapa sawit yang merespon
kekeringan dan nutrisi akan membentuk bunga jantan yang lebih banyak.
Periode dari inisiasi bunga hingga panen tandan sekitar 40 bulan dan aleviasi
atau efek dari cekaman dapat mempengaruhi produktivitas untuk tiga tahun
berikutnya.
- Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina.
- Bunga mulai berbunga pada umur ± 14 - 18 bulan
- Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian secara bertahap akan muncul bunga betina.
- Terkadang akan muncul bunga banci yaitu : bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian.
- Sex ratio yaitu : perbandingan bunga betina dengan keseluruhan bunga (bunga jantan dan bunga betina).
·
TANAMAN PEPAYA
Bunga pepaya termasuk bunga
majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus).
Kelompok bunga majemuk tersebut disebut infloresensia yang duduk pada ketiak
daun.Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus),
bunga betina (femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit). Nah bagaimana cara
mengenali bunga pada tanaman pepaya yuk simak penjelasanya.
- bunga jantan (bunga yang hanya memiliki benang sari saja)
- bunga betina (bunga yang hanya memiliki putik saja)
- bunga sempurna/hermaprodit (bunga yang memiliki benang sari dan putik
Bunga jantan adalah bunga yang
hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik
saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau
uniseksual. Jenis bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai
bunga sempuma/hermaprodit. Oleh karena memiliki dua kelamin, bunga sempuma
termasuk bunga biseksual.
Pepaya termasuk tanaman yang
menyerbuk silang. Penyerbukan sebagian besar dibantu oleh angin dan serangga.
Untuk menjamin kemurnian varietas, bunga sempurna yang akan digunakan untuk
benih diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Isolasi dilakukan
beberapa hari sebelum bunga mekar. Tanda bunga akan mekar adalah warna kelopak
bunga sudah berubah dari hijau menjadi kekuningan. Kantong kertas minyak
dibuka jika kepala putik sudah layu (± 5 hari).
Bunga jantan berbentuk tabung
ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla (mahkota bunga) terdiri dari
lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benang sari) berjumlah 10 yang
tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Lapis sebelah dalam
terdiri dari lima benang sari yang melekat antara daun mahkota. Ovarium (bakal
buah) mengalami rudimenter sehingga tidak akan menghasilkan buah.
Bunga betina berukuran agak besar
dan memiliki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah
yang berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum
(putik). Adanya putik ini membentuk alur atau garis pada buah. Meskipun buah
berbentuk bulat, alur atau garis putik ini tampak memberi bekas juga. Mahkota
bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga.
Bunga sempurna memiliki putik dengan bakal buah dan
benang sari. Saat muncul sampai mekar berlangsung 45-47 hari. Bunga betina dan
bunga jantan mekar penuh antara 06.00-08.00 pagi, sedangkan bunga sempurna mekamya
lebih lama, yaitu antara 08.00-10.00 pagi.
Sifat jenis kelamin pada pepaya ditentukan oleh suatu gen (faktor
keturunan) tunggal. Bila menggunakan simbol sifat kelamin tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a.Kelamin jantan dinyatakan dengan M1, sifat gen dominan.
b.Kelamin sempuma dinyatakan dengan M2 sifat gen dominan.
c. Kelamin betina dinyatakan dengan m, sifat gen resesif.
b.Kelamin sempuma dinyatakan dengan M2 sifat gen dominan.
c. Kelamin betina dinyatakan dengan m, sifat gen resesif.
Bunga jantan ditandai dengan M1m, bunga sempurna ditandai dengan M2m, dan
bunga betina ditandai dengan mm. Segresi Hasil Serbuk Silang (Crossing) dan
Serbuk Sendiri (Selfing) pada Tanaman Pepaya
Persilangan/Penyerbukan Sendiri
|
Segregasi
|
|||
Sempurna
|
Jantan
|
Betina
|
Mati
|
|
1.Betina(mm)xjantan(M1m)
|
0
|
1M1m
|
1mm
|
|
2.Betina(mm)xsempurna(M2m)
|
1M2m
|
0
|
1mm
|
|
3.Sempurna(M2m)xsempuma(M2m)
|
2M2m
|
0
|
1mm
|
1M2M2
|
4. Sempurna (M2m) (serbuk
sendiri)
|
2M2m
|
0
|
1mm
|
1M2M2
|
5.Sempurna(M2m)xjantan(M1m)
|
1M2m
|
1M1m
|
1mm
|
1M1M2
|
6.Jantan/gandul(M1m)xjantan/gandul
(M1m)
|
0
|
2M1m
|
1mm
|
1M1M1
|
7.Jantan/gandul(M1m)(serbuksendiri)
|
0
|
2M1m
|
1mm
|
1M1
|
Sumber: Storey, W.B (1953)
Turunan yang memiliki dua gen dominan bersifat letal terhadap zigot
sehingga zigot tidak dapat hidup. Dengan demikian turunan M2M2, M1M2, dan M1M1
masing-masing hasil segregasi antara persilangan bunga sempuma dengan bunga
sempuma atau selfing bunga sempuma, persilangan bunga sempuma dengan bunga
jantan, dan persilangan bunga jantan (pepaya gandul) tidak akan diperoleh.
Dari bentuk bunganya tanaman pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk
silang. Penyerbukan tersebut berlangsung dengan bantuan angin atau serangga,
tetapi tepung sari bunga jantan mudah dipengaruhi oleh angin.Bunga pepaya
sangat peka terhadap iklim khususnya suhu dan kelembaban. Tanaman jantan dan
sempurna bersifat tidak stabil yang artinya dapat mengalami perubahan kelamin
akibat perubahan lingkungan. Pada musim panas, tanaman mengalami
stress karena kelembaban rendah sehingga putik dan benang sari pada tanaman
sempurna tumbuh tidak wajar dan berbentuk karpeloid sehingga
buah yang terbentuk di luar bentuk standar. Tanaman jantan dapat menghasilkan
bunga sempurna sehingga menghasilkan buah yang dikenal sebagai pepaya
gantung/gandul. Tanaman betina bersifat stabil.
Bunga betina sudah tentu sangat tergantung kepada bunga jantan atau bunga
sempurna lainnya agar dapat berbuah. Bila bibit digunakan dari buah asal bunga
betina maka keturunan berikutnya tidak dapat diketahui lagi. Sebaliknya, bunga
sempurna dapat memberi jaminan terselenggaranya penyerbukan bunga secara
sempuma. Pada beberapa bentuk bunga sempurna, penyerbukan ini dapat terjadi
sewaktu bunga menjelang mekar, yaitu dengan penyerbukan sendiri (selfing).
Hingga penyerbukan sendiri ini dapat menjamin sifat jenis pepaya semula. Namun,
untuk menjamin kemumian varietas dari pencemaran sebaiknya bunga yang akan
digunakan untuk benih diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak.
Penyerbukan sendiri pada pepaya tidak akan menyebabkan kemunduran tanaman.
Selain itu, turunannya memberikan tanaman sempuma yang lebih banyak
dibandingkan tanaman betina.
Penelitian
di Hawaii menyatakan bahwa bunga pepaya sangat peka terhadap faktor iklim,
khususnya terhadap perbedaan suhu dan kelembapan. Pemuliaan atau hibridisasi ke
arah penciptaan varietas-varietas pepaya unggul untuk wilayah yang luas menjadi
sulit dilakukan. Hal ini tampak jelas pada pepaya varietas solo dan varietas
pepaya khas Hawaii. Pada musim panas dan tanaman menderita stres karena
kelembapan rendah maka putik dan benang sari bunga sempuma tumbuh tidak wajar
dan berbentuk karpeloid (tidak sempuma). Akibatnya, buah yang terbentuk jadi
mengerut tidak wajar dan di luar bentuk standar. Di Hawaii, seleksi terhadap
bentuk-bentuk tanaman steril dan karpeloid ini dilakukan secara ketat. Setiap
tahun bentuk-bentuk pohon sempurna yang menghasilkan bunga karpeloid dan bunga
berputik steril langsung dibuang agar jangan sampai mencemari pohon-pohon induk
untuk benih. Seleksi tanaman terhadap bentuk-bentuk yang steril dan karpeloid
secara terus-menerus akan menekan populasi bentuk tersebut jadi kecil. Setiap
varietas memang mempunyai sifat sterilitas dan karpeloid yang berbeda-beda.
Jika hal ini tidak diperhitungkan maka tingkat sterilitas dan karpeloidnya akan
bertambah besar.
Selain menyebabkan organ kelamin
bunga sempuma menjadi steril dan karpeloid seperti disebutkan di atas, pengaruh
iklim terhadap bunga pepaya juga menimbulkan bentuk-bentuk antara pada tiga
bentuk dasar bunga pepaya, baik pada bunga betina, bunga sempuma, dan bunga
jantan. Di Hawaii telah diketahui bahwa pada pepaya varietas solo terdapat 15
bentuk bunga sempuma, 15 bentuk bunga jantan, dan 1 atau 2 bentuk bunga betina.
TINJAUAN PUSTAKA
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Tjitrosoepomo,G,
1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.