Rabu, 25 November 2015

Organ Reproduksi Tanaman




MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN
Organ Reproduksi Bunga

Kelompok 7
Agroteknologi-B

Aliyah Putri
Beatrix Normauli Siagian
Ira Yuliati
M Habib Anshari
Rifqi Nugraha






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2015

Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian yang steril dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai daun mahkota (petal), kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium.

A.    Morfologi Umum Bunga

Bunga tediri dari:
1.Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari:
a. Sepal/daun kelopak (sepalum, jamak sepala). Keseluruhan daun kelopak disebut kaliks (calix).
b. Petal/daun mahkota (petalum, jamak petala). Keseluruhan petal (daun mahkota) disebut korola (corola).
c. Perigonium/tenda. Bila bentuk sepal dan petal tidak dapat dibedakan maka disebut tepal (tepalum, jamak tepala).

2. Alat kelamin yang terdiri dari:
A. Benang Sari
Benang sari (androecium), apabila kita teliti,  kita akan melihat di tengah-tengah daun mahkota terdapat benang yang sangat halus yang disebut dengan benang atau tangkai sari. Benang sari di setiap jenis bunga memiliki jumlah dan bentuk yang berbeda, namun satu jenis bunga selalu memiliki jumlah yang sama.

Struktur benang sari yaitu setiap benang sari memiliki tangkai sari yang di puncaknya terdapat gumpalan kecil yang berwarna kuning yang disebut sebagai kepala sari, tangkai sari yang biasanya berbentuk vertikal bekerja untuk mengantarkan makanan ke kepala sari, oleh karna itu di bagian dalamnya terdapat jaringan atau lorong semacam pipa sebagai saluran makanan.

Secara umum benang sari termasuk sel pembiakan, oleh karena itu benang sari memiliki peranan yang sangat penting dalam proses reproduksi. Benang sari merupakan gumpalan kecil yang memiliki empat lubang yang penuh dengan serbuk yang sangat halus yang disebut dengan serbuk sari (pollen). serbuk ini sangat serupa dengan sprema hewan yang bekerja seperti sperma sebagaimana yang akan disebutkan nanti.    

Serbuk sari sangatlah halus oleh karena itu dengan mata telanjang tidak mungkin kita dapat melihat berbagai macam bagiannya, akan tetapi dengan menggunakan mikroskop kita bisa melihat seluruh bagiannya dan dapat menyingkap proses kerja serbuk sari yang sangat menakjubkan itu. Serbuk sari banyak megandung zat gula, lemak, protein dan karbohidrat, dan tepat di tengahnya terdapat dua sel yang mana ukuran yang satu lebih besar dari sel yang satunya lagi –serbuk sari masak menjelang penyerbukan intinya membelah menjadi 2 macam sel, yang disebut dengan generatif dan vegetatif- dimana tugas dua sel ini dalam proses penyerbukan akan dijelaskan nanti.

Pada macam jenis tumbuhan serbuk sari memiliki bentuk yang berbeda, terkadang ia berbentuk seperti piramid, segi tiga, bulat atau seperti telur tergantung pada jenis pohonnya. Selain itu galur atau kerutan yang berada di dataran serbuk saripun juga berbeda, setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk dan kerakteristiknya tersendiri.

Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporangiat, dengan dua ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumiah tumbuhan yang anteranya matang, namun sebelum antera memecah (membuka dengan sendiri) batas antara pasangan lokulus di setiap cuping rusak sehingga antera tetrasporangiat hanya menunjukkan dua lokulus.

Dinding antera terdiri dan beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah dalam bidang aritiklinal. Dua lapisan yang penting adalah endotesium, tepat di bawah epidermis, dan tapetum, yang berbatasan dengan lokulus antera. Sel di antara kedua lapisan itu sering memipih karena tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama di dinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan diferensial yang terjadi padanya ketika antera mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari.

Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.
Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut:
1) Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai pelindung epidermis.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.

Benang sari terdiri atas dua bagian:
Tangkai Sari dan Kepala Sari berfungsi sebagai tempat pembentukan spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari. Pada umumnya,sewaktu masih muda,didalam kepala sari terdapat empat ruang serbuk sari. Akan tetapi, setelah dewasa, setiap dua ruang serbuk sari menyatu sehingga didalam kepala sari yang sudah masak hanya terdapat dua ruang serbuk sari. Didalam ruang inilah serbuk sari terbentuk dengan jumlah yang sangat banyak.

Sesuai dengan jenis tumbuhan dan tingkat perkembangannya,bentuk serbuk sari bermacam-macam ada yang oval, bulat, atau bersudut. Demikian pula dengan sifatnya, ada yang permukaanya kasar, berduri, halus, ringan, kering, tetapi adapula yang basah dan lengket .

B. Putik
Putik adalah alat kelamin betina karena dalam perkembangannya dapat menghasilkan sel kalamin betina yang disebut sel telur(ovum).Putik terdiri atas tiga bagian,yaitu kepala putik,tangkai putik,dan bakal buah yang didalamnya terdapat satu bakal biji atau lebih bergantung pada jenis tumbuhannya.Didalam satu bakal biji terdapat kandung lembaga dengan beberapa inti yang salah satunya merupakan inti seltelur sebagai sel kelamin betina.Jika sel telur telah dibuahi oleh sel sperma ,maka bakal biji berubah menjadi biji dan siap tumbuh menjadi biji dan siap tumbuh menjadi individu baru. 

Putik (gynoecium), persis di pusat bunga di tengah lingkaran lembaran daun-daun mahkota terdapat sesuatu yang menjulang ke atas yang disebut dengan putik. Putik termaksud organ bunga yang bekerja untuk pembiakan yang terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah.
a. Kepala putik (crest), kepala putik terletak persis di ujung tangkai putik, ia diselimuti dengan bulu-bulu halus yang mengeluarkan bahan makanan dan zat perekat. Kepala putik bekerja menarik, merekatkan dan menjaga serbuk sari dan membantunya menjalani proses penyerbukan. Kepala putik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan. Diatas kepala putik terdapat banyak bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu menangkap serbuk sari. Bentuk kepala putik bermacam-macam, ada yang berupa bulatan kecil oval seperti benang dan adapula yang seperti bulu ayam.

b. Tangkai putik, ia merupakan tangkai penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Tangkai putik memiliki rancangan sedemikian rupa sehingga mudah memindahkan dan menyalurkan serbuk dari kepala putik menuju bakal buah, selain itu ia juga mengandung zat-zat yang melebihi kapasitasnya yang akan dikonsumsi oleh serbuk sari guna membantu dan mempertahankan pertumbuhannya. Tangkai putik ada yang berbentuk tabung atau saluran yang berongga, ada yang panjang, dan adapula yang pendak.

c. Bakal buah (pistil/ovarium), bakal buah merupakan bagian putik terbawah, menggelembung, dan melekat diatas dasar bunga. Letak bakal buah didasar bunga ada yang menumpang, tenggelam, atau setengah tenggelam. Di bawah tangkai putik yang menyambung ke bagian pangkal bunga terdapat sesuatu yang juga menarik yang dinamakan dengan bakal buah yang merupakan bagain inti dari putik, di dalamnya terdapat biji-biji (zygote) yang sangat kecil  –yang tersimpan dalam kantung kecil- yang di namakan dengan bakal biji (kantung embrio) dan dengan perantara pusar yang sangat halus akan menyambungkannya pada bakal biji. Bakal buah berdasarkan jenis pohonnya memiliki bentuk yang berbeda-beda dan iapun memiliki rancangan yang sangat teliti dan penuh dengan keserasian sehingga setiap satu jenis tumbuhan memiliki bentuk yang khusus dan sama, secara umum ia memiliki kemiripan dengan sperma hewan dan memiliki fungsi yang sama dalam proses pembiakan. Pada sebagian tumbuhan di dalam bakal biji terdapat satu lubang, dalam keadaan demikian bakal biji dikatakan memiliki satu pintu. Di sebagain bunga tumbuhan yang lain bakal biji dapat memiliki beberapa pintu seperti pada bunga pohon jeruk bakal biji memiliki 5 hingga 12 pintu.

d. Kelenjar nektar atau nektarium, nektar berasa manis yang ditemukan pada bunga yang diserbuk oleh serangga biasanya dihasilkan oleh kelenjar nektar. Kelenjar itu bisa ditemukan disumbu bunga atau dibagian bunga yang lain. Setelah itu masih ada nektarium ekstrafloral yakni yang terdapat diluar jaringan bunga. Disini yang dibahas hanyalah nektarium floral yakni yang terdapat pada bunga. Menurut jaringannya dibedakan :
1. Nektarium yang dibentuk oleh modifikasi epidermis daun bunga dan sel dibawahnya. Misalnya pada jenis-jenis Lilium nektarium ditemukan dibagian atas tepal yakni pada lekukan yang ditumbuhi rambut. Pada anggrek nektarium biasa terdapat pada bibir bawah atau dalam taji. Pada jenis Malva dan Tilia nektarium terdapat di bagian atas sepal.
2. Nektarium berbentuk jaringan khusus di dasar bunga. Contoh: nektarium berbentuk cincin dipangkkal andresium, dan ditemukan pada Caryophyllaceae dan Polygonaceae. Nektarium berbentuk cakram terdapat dibawah ginesium pada misalnya Theaceae, Solanaceae, Labiatae.

B. Penyerbukan
1. Proses Penyerbukan dan Pembiakan
Kerja inti dari pada bunga adalah mereproduksi spesiesnya hingga dapat kembali menghasilkan biji dan buah. Proses reproduksi dihasilkan dari bertemunya serbuk dengan biji (seed) yang diawali dengan menempel dan merekatnya serbuk sari pada permukaan kepala putik dan setelah menkonsumsi bahan makanan yang ada di permukaan kepala putik –dan dipandu tumbuh menjadi tabung sari- tabung sari akan bergerak menuju jaringan lubang tangkai putik –yang disebut dengan jaringan transmisi tabung sari- dengan sel atau inti generaktif berada di bagian depan dan inti vegetatif berada dibagian belakangnya.

Selama bergerak di dalam jaringan tangkai putik, tabung sari terus mengkonsumsi bahan makanan guna mempertahankan pertumbuhannya. Setelah menelusuri –jaringan- tangkai bunga sel generaktif akan sampai dan bertemu dengan bakal buah dan dengan tumbuhnya buah dengan sendirinya ia akan mati, sedangkan inti vegetatif akan mengantarkan tabung sari bertemu dengan bakal biji dan akan menghasilkan biji buah.

Setelah proses yang disebut dengan pembiakan ini, bunga akan mengalami kematian, kelopak bunga, mahkota bunga dan seluruh daun-daunnya akan rontok, tangkai dan kepala putik akan mengering, bakal buah akan tumbuh menjadi daging buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji buah. Proses reproduksi dan bembiakan ini dihasilkan melalui bertemunya dan menempelnya serbuk sari pada kepala putik yang mana proses ini disebut dengan penyerbukan yang dapat dihasilkan melalui berbagai faktor.

2. Penyerbukan dan Pembuahan
Pada tanaman biji, penyerbukan dan pembuahan merupakan proses yang sangat erat kaitannya dan boleh dikatakan tidak dapat dipisahkan. Biji yang dihasilkan berasal dari bakal biji yang terdapat didalam bakal buah. Bakal biji akan berubah menjadi biji apabila sel telur yang terdapat di dalamnya telah dibuahi oleh spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari. Proses pembuahan hanya akan dapat berlangsung apabila didahului oleh proses penyerbukan.

Penyerbukan atau persarian adalah peristiwa sampai atau melekatnya serbuk sari ke kepala putik. Macam penyerbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari ke kepala putik
b)      Berdasarkan asal serbuk sarinya

Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari ke kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu anemogami, hidrogami, zoidogami dan antropogami.
·         Anemogami
Anemogami adalah penyerbukan yang diperantarai angin. Contohnya adalah rumput, padi, dan jagung. Ciri-ciri bunga yang proses penyerbukannya dibantu oleh angin antara lain
Ø  Tidak mempunyai perhiasan bunga atau perhiasan bunga sangat kecil dan sederhana
Ø  Warna tidak menarik bahkan mirip daun
Ø  Tangkai bunga panjang sehingga bunga berada jauh diatas daun
Ø  Kepala putik besar, berbulu dan terentang keluar dari bunga
Ø  Benang sari panjang dan bergantung sehingga mudah bergoyang jika terkena angin
Ø  Serbuk sari sangat banayk, kecil ringan dan kering
Ø  Tidak mempunyai kelenjar madu

·         Hidrogami
Hidrogami adalah penyerbukan dengan perantara air. Pada umumnya hidrogami terjadi pada tumbuhan yang hidup di air, seperti hydrilia sp., kangkung, genjer, ganggang, dan paku air

·         Zoidogami
Zoidogami adalah penyerbukan ysng diperantarai hewan. Berdasar jenis hewannya dapat dibedakan menjadi empat sebagai berikut
Ø  Entomogami adalah penyerbukan yang diperantarai serangga, misalnya kupu-kupu dan kumbang. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga adalah mempunyai kelenjar madu (nektar), beraroma khas wangi, harum atau busuk(, mahkota bunga besar dan berwarna mencolok, serbuk sari banyak dan mudah melekat
Ø  Ornitogami adalah penyerbukan yang diperantarai oleh burung. Ciri bunga yang dibantu burung adalah mengandung madu atau air, misalnya kembang sepatu dan alamanda
Ø  Kiropterogami adalah penyerbukan yang diperantarai kelelawar. Penyerbukan terjadi pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari,. Contohnya adalah tumbuhan buah-buahan seperti sawo, jambu dan mangga
Ø  Malakogami adalah penyerbukan yang diperantarai oleh siput. Penyerbukan tersebut  jarang terjadi kecuali pada tumbuhan yang banyak mendapat kunjungan dari siput, seperti pisang dan talas.

·         Antropogami
Antropogami sering disebut juga dengan penyerbukan sengaja atau buatan yang dilakukan oleh manusia. Hal tersebut terjadi karena di alam tidak ada perantara yang cocok untuk membantu proses penyerbukan. Disamping itu bunga pada jenis tumbuhan tertentu hanya mekar pada saat tertentu dan berlangsung hanya beberapa menit saja. Pada saat ini faktor alam belum dapat berpengaruh secara maksimal sehingga kemungkinan terjadinya penyerbukan menjadi sangat kecil seperti pada tumbuhan vanili. Berdasarkan serbuk sarinya, penyerbukan juga dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu penyerbukan sendiri, penyerbukan tetangga, peneyrbukan silang dan penyerbukan bastar sperti diuraikan sebagai  berikut:

Ø  Penyerbukan sendiri (Autogami) adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga sendiri. Penyerbukan tersebut juga sering terjadi pada waktu bunga masih kuncup sehingga disebut kleistogami
Ø  Penyerbukan teangga (geitogami)  adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga lain pada satu pohon
Ø  Penyerbukan silang (alogami) adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang sejenis
Ø  Penyerbukan bastar adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang berbeda jenis

Berdasarkan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, terjadinya penyerbukan belum menjamin dapat berlangsung proses pembuahan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain buluh serbuk sari belum tentu dapat mencapai sel telur dalam bakal buah yang terletak relatif jauh dari kepala putik. Ada juga serbuk sari yang sedang mengalami pertumbuhan karena sesuatu hal pertumbuhannya terhenti sebelum dapat mencapai sel telur sehingga tidak memungkinkan terjadi pembuahan.

v  Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi karena :
1. Kepala putik menempel pada kepala sari
2. Adanya perantara yang mengakibatkan serbuk sari jatuh di atas kepala putik , contohnya angin.

v  Penyerbukan dibedakan menjadi 3 :
1.      Penyebukan Sendiri (Autogami)
Putik dan serbuk sari berasal dari bunga yang sama . Bila terjadi saat bunga belum maka disebut kleistogami
2.      Penyerbukan Tetangga (Geitonogami)
Serbuk sari berasal dari bunga lain tetapi masih dalam 1 pohon yang sama
3.      Penyerbukan Silang (Alogami)
Serbuk sari berasal dari bunga pohon lain tetapi masih 1 spesies

v  Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh serbuk (inti vegetatif dan inti generatif) berjalan menuju mikropil (pintu kandung lembaga) lalu inti generatif membelah , inti sperma sampai di mikropil lalu inti vegetatif mati . Satu inti sperma membuahi sel telur (embrio) , satu inti sperma lagi membuahi inti kandung lembaga (endosperma). Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab , yaitu :
1.      Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2.      Tidak melalui peleburan sperma dan ovum :
ü  Apogami : embrio yang berasal dari kandung lembaga . Misalnya sinergid dan antipoda .
ü  Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
ü  Embrio Adventif : embrio yang terbentuk dari sel nuselus .

v  Perantara dalam penyerbukan :

1.      Angin (anemogami) , bila terjadi apabila serbuk sari sangat ringan , kecil , dan kering. Contoh : pada pinus , damar dan rumput - rumputan .
2.      Air (hidrogami). Contoh : pada tanaman air .
3.      Hewan (zoogami). Contoh : serangga (entomogami) , burung (ornitogami) , siput (malakogami) , kelelawar (kiroptorogami)
4.      Manusia (antropogami). Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia

C. Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di dalam ruang Bakal biji. Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada Angiospermae.

·        Tanaman Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi               : Embryophyta siphonagama
Kelas               : Angiospermae
Ordo                : Monocotyledonae
Family             : Arecaceae
Subfamili         : Cocoideae
Genus              : Elaeis
Spesies            : 1. E.guineensis jacq
                          2. E. oleifera (H.B.K ) Cortes
                          3. E. odora

Tanaman Kelapa Sawit termasuk pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yang merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki pembungkus biji (ovulum). Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari.

PERBUNGAAN

Primordial perbungaan atau tunas yang dihasilkan di ketiak daun setiap inisiasi dapat berkembang menjadi bunga jantan, betina, atau hermaprodit.  Produksi tandan sangat berkaitan dengan tingkat produksi daun, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan unsur hara.  Pembentukan bunga dapat dipengaruhi oleh stress lingkungan dan menghasilkan rasio jenis kelamin yang beragam (betina: total pembungaan) dan tingkat aborsi yang rendah (Breure). Potensi hasil ditentukan oleh tingkat produksi daun, rasio jantan-betina dan jumlah aborsi bunga.


Beirnaert (1935) merancang penelitian awal tentang komposisi perbungaan adalah spike atau spadix yang dilakukan pada batang kokoh dan tertutup di sebuah seludang perbungaan.  Spikelet tersebut diatur dalam spiral pada sumbu pusat. Sekitar satu bulan setelah perbungaan muncul tangkai (petiol), dan seludang perbungaan luar terbuka. Dua sampai tiga minggu kemudian, seludang perbungaan membuka, dan bunga-bunga yang berada di spike juga membuka.

Pembungaan betina terdiri dari perianth dari enam segmen dalam dua whorls, sebuah ovarium tricarpelat dan stigma trifid (Gambar 5). Bagian reseptif dari lobus stigma yang ditekan satu sama lain ketika muda tetapi terbuka keluar ketika dewasa.   Kemungkinan terdapat 100-300 spikelet dan lebih dari 2.000 bunga di setiap perbungaan betina.  Pembungaan jantan terdapat di tandan panjang dan terdiri dari spikelet silinder seperti jari-jari, masing-masing 700-1.200 bunga jantan (Gambar 6). Bunga jantan terdiri dari enam segmen perianth dan androseum tubular dengan enam benang sari. Bunga mulai membuka dari dasar spikelet tersebut.

Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki bunga berumah satu, yaitu bunga jantan dan betina terpisah, namun pada tanaman yang sama.  Bunga jantan dan betina matang pada waktu yang berbeda, sehingga harus melakukan penyerbukan silang.  Penyerbukan pada skala komersial dilakukan oleh kumbang penyerbuk Elaedobius kamerunicus, yang pertama kali diperkenalkan di Asia Tenggara awal 1980-an (Syed et al., 1982). Serangga tertarik pada bunga jantan (di mana mereka makan dan melengkapi siklus hidup mereka) dengan aroma khas yang kuat pada saat bunga mekar dan mulai melepaskan serbuk sari yang berlangsung selama 36-48 jam.  Kumbang E. kamerunicus membawa serbuk sari dari bunga jantan dan menyerbuki bunga betina reseptif di kelapa sawit di sebelahnya.
           
Beberapa periode dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk memproduksi bunga jantan dan betina, sehingga harus disediakan tanaman yang memproduksi polen dan bunga reseptif betina agar penyerbukan dapat berlangsung.  Rasio betina dan jantan sebagian ditentukan secara genetik dan faktor lingkungan. Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan, defisiensi unsur hara, pemangkasan berlebih, dan serangan hama penyakit akan menyebabkan rasio seks yang rendah dan produksi yang rendah pula (Breure, buku ini).  Kelapa sawit yang merespon kekeringan dan nutrisi akan membentuk bunga jantan yang lebih banyak.  Periode dari inisiasi bunga hingga panen tandan sekitar 40 bulan dan aleviasi atau efek dari cekaman dapat mempengaruhi produktivitas untuk tiga tahun berikutnya.

 
  • Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina.
  • Bunga mulai berbunga pada umur ± 14 - 18 bulan
  • Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian secara bertahap akan muncul bunga betina.
  • Terkadang akan muncul bunga banci yaitu : bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian.
  • Sex ratio yaitu : perbandingan bunga betina dengan keseluruhan bunga (bunga jantan dan bunga betina).

·         TANAMAN PEPAYA

Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut disebut infloresensia yang duduk pada ketiak daun.Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit). Nah bagaimana cara mengenali bunga pada tanaman pepaya yuk simak penjelasanya.
  • bunga jantan (bunga yang hanya memiliki benang sari saja)
  • bunga betina (bunga yang hanya memiliki putik saja)
  • bunga sempurna/hermaprodit (bunga yang memiliki benang sari dan putik
Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai bunga sempuma/hermaprodit. Oleh karena memiliki dua kelamin, bunga sempuma termasuk bunga biseksual.


Pepaya termasuk tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan sebagian besar dibantu oleh angin dan serangga. Untuk menjamin kemurnian varietas, bunga sempurna yang akan digunakan untuk benih diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Isolasi dilakukan beberapa hari sebelum bunga mekar. Tanda bunga akan mekar adalah warna kelopak bunga sudah berubah dari hijau menjadi  kekuningan. Kantong kertas minyak dibuka jika kepala putik sudah layu (± 5 hari).

Bunga jantan berbentuk tabung ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla (mahkota bunga) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benang sari) berjumlah 10 yang tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Lapis sebelah dalam terdiri dari lima benang sari yang melekat antara daun mahkota. Ovarium (bakal buah) mengalami rudimenter sehingga tidak akan menghasilkan buah.

Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum (putik). Adanya putik ini membentuk alur atau garis pada buah. Meskipun buah berbentuk bulat, alur atau garis putik ini tampak memberi bekas juga. Mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga.
Bunga sempurna memiliki putik dengan bakal buah dan benang sari. Saat muncul sampai mekar berlangsung 45-47 hari. Bunga betina dan bunga jantan mekar penuh antara 06.00-08.00 pagi, sedangkan bunga sempurna mekamya lebih lama, yaitu antara 08.00-10.00 pagi.

Sifat jenis kelamin pada pepaya ditentukan oleh suatu gen (faktor keturunan) tunggal. Bila menggunakan simbol sifat kelamin tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
a.Kelamin jantan dinyatakan dengan M1, sifat gen dominan.
b.Kelamin sempuma dinyatakan dengan M2 sifat gen dominan.
c. Kelamin betina dinyatakan dengan m, sifat gen resesif.

Bunga jantan ditandai dengan M1m, bunga sempurna ditandai dengan M2m, dan bunga betina ditandai dengan mm. Segresi Hasil Serbuk Silang (Crossing) dan Serbuk Sendiri (Selfing) pada Tanaman Pepaya
Persilangan/Penyerbukan Sendiri
 Segregasi
 Sempurna
 Jantan
 Betina
 Mati
1.Betina(mm)xjantan(M1m)
 0
 1M1m
 1mm

2.Betina(mm)xsempurna(M2m)
 1M2m
 0
 1mm

3.Sempurna(M2m)xsempuma(M2m)
 2M2m
 0
 1mm
 1M2M2
4. Sempurna (M2m) (serbuk sendiri)
 2M2m
 0
 1mm
 1M2M2
5.Sempurna(M2m)xjantan(M1m)
 1M2m
 1M1m
 1mm
 1M1M2
6.Jantan/gandul(M1m)xjantan/gandul (M1m)
 0
 2M1m
 1mm
 1M1M1
7.Jantan/gandul(M1m)(serbuksendiri)
 0
 2M1m
 1mm
 1M1
Sumber: Storey, W.B (1953)

Turunan yang memiliki dua gen dominan bersifat letal terhadap zigot sehingga zigot tidak dapat hidup. Dengan demikian turunan M2M2, M1M2, dan M1M1 masing-masing hasil segregasi antara persilangan bunga sempuma dengan bunga sempuma atau selfing bunga sempuma, persilangan bunga sempuma dengan bunga jantan, dan persilangan bunga jantan (pepaya gandul) tidak akan diperoleh.

Dari bentuk bunganya tanaman pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan tersebut berlangsung dengan bantuan angin atau serangga, tetapi tepung sari bunga jantan mudah dipengaruhi oleh angin.Bunga pepaya sangat peka terhadap iklim khususnya suhu dan kelembaban. Tanaman jantan dan sempurna bersifat tidak stabil yang artinya dapat mengalami perubahan kelamin akibat  perubahan lingkungan. Pada musim panas,  tanaman mengalami stress karena kelembaban rendah sehingga putik dan benang sari pada tanaman sempurna tumbuh  tidak wajar  dan  berbentuk karpeloid sehingga buah yang terbentuk di luar bentuk standar. Tanaman jantan dapat menghasilkan bunga sempurna sehingga menghasilkan buah yang  dikenal sebagai pepaya gantung/gandul. Tanaman betina bersifat stabil.
Bunga betina sudah tentu sangat tergantung kepada bunga jantan atau bunga sempurna lainnya agar dapat berbuah. Bila bibit digunakan dari buah asal bunga betina maka keturunan berikutnya tidak dapat diketahui lagi. Sebaliknya, bunga sempurna dapat memberi jaminan terselenggaranya penyerbukan bunga secara sempuma. Pada beberapa bentuk bunga sempurna, penyerbukan ini dapat terjadi sewaktu bunga menjelang mekar, yaitu dengan penyerbukan sendiri (selfing). Hingga penyerbukan sendiri ini dapat menjamin sifat jenis pepaya semula. Namun, untuk menjamin kemumian varietas dari pencemaran sebaiknya bunga yang akan digunakan untuk benih diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Penyerbukan sendiri pada pepaya tidak akan menyebabkan kemunduran tanaman. Selain itu, turunannya memberikan tanaman sempuma yang lebih banyak dibandingkan tanaman betina.


Penelitian di Hawaii menyatakan bahwa bunga pepaya sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya terhadap perbedaan suhu dan kelembapan. Pemuliaan atau hibridisasi ke arah penciptaan varietas-varietas pepaya unggul untuk wilayah yang luas menjadi sulit dilakukan. Hal ini tampak jelas pada pepaya varietas solo dan varietas pepaya khas Hawaii. Pada musim panas dan tanaman menderita stres karena kelembapan rendah maka putik dan benang sari bunga sempuma tumbuh tidak wajar dan berbentuk karpeloid (tidak sempuma). Akibatnya, buah yang terbentuk jadi mengerut tidak wajar dan di luar bentuk standar. Di Hawaii, seleksi terhadap bentuk-bentuk tanaman steril dan karpeloid ini dilakukan secara ketat. Setiap tahun bentuk-bentuk pohon sempurna yang menghasilkan bunga karpeloid dan bunga berputik steril langsung dibuang agar jangan sampai mencemari pohon-pohon induk untuk benih. Seleksi tanaman terhadap bentuk-bentuk yang steril dan karpeloid secara terus-menerus akan menekan populasi bentuk tersebut jadi kecil. Setiap varietas memang mempunyai sifat sterilitas dan karpeloid yang berbeda-beda. Jika hal ini tidak diperhitungkan maka tingkat sterilitas dan karpeloidnya akan bertambah besar.
Selain menyebabkan organ kelamin bunga sempuma menjadi steril dan karpeloid seperti disebutkan di atas, pengaruh iklim terhadap bunga pepaya juga menimbulkan bentuk-bentuk antara pada tiga bentuk dasar bunga pepaya, baik pada bunga betina, bunga sempuma, dan bunga jantan. Di Hawaii telah diketahui bahwa pada pepaya varietas solo terdapat 15 bentuk bunga sempuma, 15 bentuk bunga jantan, dan 1 atau 2 bentuk bunga betina.


TINJAUAN PUSTAKA
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.

Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada   University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar