MAKALAH
PEMULIAAN TANAMAN
“Pengenalan Alat
untuk Persilangan”
KELOMPOK 7
AGROTEKNOLOGI-B
Aliyah Putri
Beatrix Noumauli Siagian
Ira Yuliati
M. Habib Anshari
Rifqi Nugraha
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
HIBRIDISASI DAN KASTRASI
Dalam
dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di
namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman. Hibridisasi merupakan suatu
perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan
dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi
genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda
genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan
agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung
sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.
Kastrasi
dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang
berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk
meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disini merupakan proses untuk
menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau
mencegah terjadinya penyerbukan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu
tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus
menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya. Pemuliaan
adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu
bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku
berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk
pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul
adalah sangat penting.
Kastrasi
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization).
Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan
vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang
pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan
bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu dengan
menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara manual dengan
menggunakan pinset.
Tujuan
utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat baik ke dalam
satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor
hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan
utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan
tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman.
Kastrasi
adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar tidak terjadi
persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan mulai muncul
tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua
sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah
berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga
berkisar antara 5 sampai 12 hari.
Varietas
unggul baru dari tanaman menyerbuk sendiri biasanya merupakan hasil seleksi
pada populasi keturunan hasil persilangan. Sebaliknya, pembentukan hibrida
unggul pada tanaman menyerbuk silang harus diawali dengan menyerbuk sendiri
secara buatan. Keberhasilan penyerbukan buatan sangat tergantung pada faktor
internal (tanaman) dan faktor eksternal (cuaca). Faktor internal yang
terpenting adalah saat masaknya kelamin. Penyerbukan buatan sebaiknya dilakukan
pada saat serbuk sari (pollen) sudah masak tetapi belum mati dan putik siap
untuk dibuahi (reseptif). Cuaca yang cerah dan tidak ada angin akan mendukung
keberhasilan penyerbukan.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
penyilangan adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Ketahui morfologi tanaman, tergolong monosious atau diseous
3. Tentukan bunga tetua jantan
dan bunga tetua betina.
4. Lakukan emaskulasi dan
kastrasi dengan menggunakan gunting dan pinset.
5. Ambil bagian atau serbuk sari
dari tetua jantan dengan menggunakan cutton but.
6. Taburkan serbuk sari di atas
kepala putik dan pastikan serbuk sari
benar-benar
jatuh di atas kepala putik.
jatuh di atas kepala putik.
7. Tutup bunga dengan menggunakan sungkup secara hati hati
dan rekatkan bagian
bawahnya dengan menggunakan selotip.
bawahnya dengan menggunakan selotip.
8. Beri label bunga yang telah
selesai disilangkan.
Sesuai dengan
hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa macam
persilangan :
ü Intravarietal : Persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya
sama.
ü Intervarietal : Persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala
dari varietas yang
berbeda
tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan
Intraspesifik
ü Interspesifik : Persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda
spesies tetapi masih
dalam genus yang sama. Juga disebut
persilangan Intragenerik.
Persilangan
ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi
terhadap
hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies.
Misal : tomat, tebu.
ü Intergenerik : Persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi
yang
berbeda.Persilangan
ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten
hama,penyakit dan
kekeringan dari genera-genera yang masih liar
ke genera-genera yang sudah dibudidayakan.Misal
tebu,
lobak dank obis.
üIntrogresive: Pada tipe persilangan ini salah satu spesies
seolah-olah sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang
terbentuk
seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang
mendominir
tersebut
ALAT UNTUK PENYILANGAN
1. Kertas label : Digunakan untuk memberi keterangan nama, kelas, dan
tanggal penyerbukan yang dilakukan pada tanaman atau bunga yang telah selesai
disilangkan.
2. Cutton but :
Digunakan
untuk mengambil serbuk sari yang sudah matang dari bunga jantan untuk diserbukan pada kepala putik
3. Kertas sungkup :
Digunakan
untuk membunngkus bunga yang telah selesai disilangkan, agar bunga terhindar dari semua gangguan yang
dapat menyebabkan kegagalan dalam penyilangan serta menjamin penyerbukan yang telah dilakukan agar
tidak ditempeli serbuk sari lagi dari bunga lain.
4. Gunting : Digunakan pada kegiatan emaskulasi dan kastrasi. Emaskulasi
adalah pembuangan bagian-bagian yang tidak diperlukan dalam penyilangan seperti
ranting atau daun yang berada disekitar bunga yang akan disilangkan. Sedangkan
kastrasi adalah pembuangan atau pemotongan stamen pada bunga betina yang akan
diserbuki.
5. Pinset : Digunakan untuk menjepit
bagian-bagian yang akan dipotong agar pemotongan bagian-bagian tersebut tepat
sasaran dan tidak mengganggu bagian yang lain.
6. Selotip : Digunakan untuk merekatkan kertas sungkup yang
telah dipasangkan pada bunga yang disilangkan , agar kertas sungkup lebih rapat dan bunga benar-benar
terlindungi dari segala gangguan.
TEKNIK-TEKNIK KASTRASI
Terdapat beberapa teknik lain yang dapat digunakan dalam pemuliaan tanaman
pada perlakuan kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman
adalah sebagai berikut:
ü Forching
methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga yang
masih menutup dengan paksa.
masih menutup dengan paksa.
ü Bagging
methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka.
ü Clipping
Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja )
ü Hot water
treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka
ü Blowing methode : Bunga dibungkus
kemudian dipanaskan sehingga membuka.
ü Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong
kemudian benang sari di ambil degan pompa
penghisap.
penghisap.
DATA PENGAMATAN TINGGI DAN JUMLAH
DAUN TANAMAN KEDELAI
Pengamatan ini
dilakukan semingggu setelah masa tanam, yakni pada hari kamis tanggal 10
Desember 2015. Dalam pengamatan kami mengambil 5 sampel tanaman kedelai untuk
mengukur tinggi dan jumlah daun. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris, dimulai dari pangkal batang
sampai ujung batang. Selain tinggi tanaman, jumlah daun juga turut dihitung. Berikut
hasil pengamatan yang kami dapatkan :
No
|
Tinggi
Batang
|
Jumlah
Daun
|
1
|
9,5 cm
|
4 helai
|
2
|
10 cm
|
4 helai
|
3
|
9,2 cm
|
4 helai
|
4
|
8,8 cm
|
4 helai
|
5
|
10,5 cm
|
4 helai
|
Sumber : Mangoendidjojo W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman.
Kanisiun : Yogyakarta
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta. Direktorat Jendral
Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar